Kamis, 06 Januari 2011

Pelangi dan Pembentukannya

Pelangi



Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.

Pembentukan



Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.


SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi

Rabu, 05 Januari 2011

Tata Surya bagian 2

Orbit-orbit Tata Surya dengan skala yang sesungguhnya

Struktur


Perbanding relatif massa planet. Yupiter adalah 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang total bersama hanya kurang dari 0.1% tidak nampak dalam diagram di atas.



• Tata Surya bagian dalam
Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.

Planet-planet bagian dalam



Planet-planet bagian dalam. Dari kiri ke kanan:
1. Merkurius,
2. Venus,
3. Bumi,
4. Mars (ukuran menurut skala)
Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, hampir tidak mempunyai atau tidak mempunyai bulan dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
• Tata Surya bagian luar
Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.


Planet-planet bagian luar




Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala
Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit matahari. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sebagai raksasa es.[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.

SUMBER :

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
2. Buku Bintang dan Planet 1 & Bintang dan Planet 2,
Elex Media Komputindo

Tata Surya bagian 1

TATA SURYA

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terokat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, 5 planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah :
1. Merkurius (57,9 juta km)
Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari. Planet ini bergerak paling cepat karena mampu mengelilingi matahari hanya dalam waktu 88 hari. Karena demikian dekat dengan matahari, merkurius menjadi sangat panas. Permukaannya ditutupi ribuan kawah, sehingga lebih terlihat seperti bulan.

2. Venus (108 juta km)
Venus adalah planet yang orbitnya paling dekat dengan bumi. Kita sering melihatnya bersinar di langit barat setelah matahari terbenam. Oleh karena itu, planet ini disebut bintang kejora. Ukuran Venus hamper menyerupai bumi, tapi Venus adalah dunia tanpa air dengan iklim yang membakar.

3. Bumi (150 juta km)
Dari ruang angkasa, bumi sebagian besar tampak berwarna biru. Warna ini disebabkan oleh lautan yang menutupi lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Wilayah daratan atau benua menutupi kurang dari sepertiganya. Lapisan udara di atas permukaan bbumi memang tipis, tapi memungkinkan kehidupan dibumi. Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, saat material-material di angkasa menyatu.

4. Mars (228 juta km)
Dengan ukuran yang kecil dan warna yang merah, Mars lebih mirip bumi. Dulu, orang percaya bahwa ada makhluk cerdas yang hidup di Mars. Namun, penyelidik ruang angkasa memperlihatkan bahwa makhluk Mars itu tidak ada, dan sama sekali tidak ada kehidupan di planet itu. Mars terlalu dingin, dan atmosfernya terlalu tipis untuk berlangsungnya kehidupan.

5. Yupiter (779 juta km)
Yupiter adalah planet terbesar. Semua planet lain bisa masuk ke dalam Yupiter dan masih ada ruang tersisa di dalamnya. Yupiter bisa menelan lebih dari 1.300 benda seukuran bumi. Yupiter adalah planet gas yang sebagian besar terdiri dari hydrogen. Atmosfernya yang berangin kuat dipenuhi awan. Yupiter bergerak di angkasa bersama sekumpulan bulan yang besar-besar dan beberapa di antaranya sebsar planet.

6. Saturnus (1.430 juta km)
Saturnus adalah planet terbesar kedua setelah Yupiter. Seperti Yupiter, Saturnus adalah bola raksasa. Saturnus adalah planet yang paling disukai oleh ahli astronomi karena cincinnya yang bersinar. Setiap tahun selama Saturnus mengelilingi matahari, cincinnya tampak berubah bentuk.

7. Uranus (2.280 juta km)
Uranus adalah planet terbesar ketiga dengan diameter empat kali bumi. Uranus sangat jauh dari bumi, sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, Uranus belum ditemukan sampai tahun 1700-an, saat ditemukannya teleskop.

8. Neptunus (4.500 juta km) dan Pluto
Neptunus dan Pluto adalah planet terkahir yang ditemukan. Jaraknya miliaran kilometer dari bumi, di tepi tata surya. Neptunus adalah bola gas raksasa, sangat mirip dengan Uranus. Pluto adalah bola es kecil, lebih kecil dari bulan kita.

• ASAL USUL
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, di antaranya :

1. Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula
2. Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi