Jenis resiko yang di hadapi oleh UKM RADINTAS adalah resiko intern dan resiko ekstern.
•Resiko Intern
Resiko yang berasal dari dalam UKM tersebut, seperti kerusakan mesin jahit sebagai peralatan utama dalam pembuatan berbagai jenis tas. Di mana kerusakan tersebut dapat diakibatkan oleh tenaga kerja dalam proses pembuatan tas.
Peril : Kerusakan alat kerja
Hazard : Tidak adanya kehati-hatian dari pekerja atau ceroboh
•Resiko Ektern
Resiko yang berasal dari luar UKM tersebut, seperti memperoleh customer ‘nakal’. Karena media yang digunakan dalam memasarkan produk tas tersebut adalah via online, maka kasus customer nakal menjadi salah satu resiko bisnis yang siap dihadapi oleh UKM RADINTAS.
Cara penanggulangan resiko-resiko tersebut, yaitu :
1. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2. Mencari tenaga kerja yang ahli untuk dapat membantu berjalannya proses produksi.
3. Perlindungan Usaha
Walaupun UKM RADINTAS merupakan usaha tradisional, tapi harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution)
Sabtu, 17 November 2012
UKM RADINTAS
UKM RADINTAS
PRODUK TAS IBU ENDRASWATI DEWI
Memproduksi dan menjual aneka tas berbahan kain, batik, kanvas, vinil, spundbound, plastik, dan mika menjadi rutinitas harian bagi seorang ibu rumah tangga Endraswati Dewi (40). Tahun pertama menjalankan usaha, Bu Dewi masih mengerjakan produksi milik usaha temannya. Baru di tahun berikutnya (2010), beliau memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri di rumahnya Perumnas Condongcatur Depok Sleman.
Bu Dewi berujar jika saat ini beliau mampu memproduksi 50 jenis produk kreasi dari berbagai bahan. “Produk-produk yang berhasil saya kreasi sendiri antara lain tas wanita, tas laptop, tas ransel, tas souvenir, dompet, korden, sarung bantal, dan masih banyak lagi,” terang Bu Dewi kepada tim liputan bisnisUKM. Didukung empat buah mesin jahit yang memenuhi sudut rumahnya, Bu Dewi melayani beragam pesanan beragam produk tersebut seorang diri. “Dulu pernah merekrut karyawan, namun sebagai usaha yang baru dirintis ternyata biaya operasional untuk karyawan termasuk tinggi, sehingga saat ini memutuskan mengerjakan sendiri,” kata Bu Dewi.
Selama ini Bu Dewi mengandalkan sistem online dalam mempromosikan produknya. Berbagai portal iklan gratis dan jejaring sosial menjadi media utama Bu Dewi memasarkan produknya tersebut. Menggunakan Radintas sebagai nama usahanya, Bu Dewi mengaku selama ini kapasitas produksinya belum begitu besar. Hal itu dikarenakan produksi Radintas hanya memenuhi pesanan saja dan belum secara aktif memaksimalkan penjualan via onlinenya.
Meskipun mengaku belum begitu memaksimalkan proses pemasarannya, produk-produk Radintas saat ini sudah beredar ke beberapa wilayah di tanah air seperti Jakarta, Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua. Hasil kreasi Radintas diproduksi sendiri menggunakan bahan baku yang dibeli dari Jogja. Beragam bahan baku tersebut dikreasikan sedemikian rupa sehingga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan hasil kreasi pabrikan.
Dalam satu bulan, Bu Dewi mengaku mampu memproduksi rata-rata 200 buah tas berukuran sedang. Namun jika pesanan yang masuk ke Radintas dalam jumlah yang banyak, Bu Dewi sering meminta rekannya untuk ikut serta membantu memproduksi.
Makin maraknya persaingan usaha sejenis dewasa ini justru menjadi motivasi bagi Bu Dewi untuk lebih meningkatkan inovasi produk kreasinya. Menurutnya hanya dengan berinovasi, maka produk-produk kreasinya tidak terkesan monoton dan memberikan banyak pilihan bagi para customer. Dan harga yang ditawarkan Radintas untuk aneka produknya cukup terjangkau dan bervariasi. “Untuk harga yang kami tawarkan berada pada kisaran Rp.5.000,00-Rp.150.000,00/ pcs,” jelas Bu Dewi. Dengan harga yang terjangkau, Bu Dewi optimis Radintas akan mampu bersaing dengan produsen-produsen sejenis yang sudah lebih awal mengembangkan usahnya.
Kendala yang menjadi hambatan bagi Bu Dewi adalah tenaga produksi, karena saat ini beliau mengerjakan dan memasarkan produk-produk tersebut seorang diri. Selain tenaga produksi, resiko yang sering dihadapi Bu Dewi adalah memperoleh customer ‘nakal’. “Karena media yang kita gunakan adalah via online, maka kasus customer nakal menjadi salah satu resiko bisnis yang siap kita hadapi,” Bu Dewi kembali menambahkan.
Di akhir wawancara, Bu Dewi kembali menegaskan meskipun produksinya masih terbatas dan dikerjakan dengan peralatan manual, namun kualitas produk tetap menjadi patokan utama baginya. Menurutnya justru dengan pengerjaan manual maka detail produk bisa lebih diperhatikan.
SUMBER : http://bisnisukm.com/bisnis-rumahan-dengan-kreasi-tas-unik.html
PRODUK TAS IBU ENDRASWATI DEWI
Memproduksi dan menjual aneka tas berbahan kain, batik, kanvas, vinil, spundbound, plastik, dan mika menjadi rutinitas harian bagi seorang ibu rumah tangga Endraswati Dewi (40). Tahun pertama menjalankan usaha, Bu Dewi masih mengerjakan produksi milik usaha temannya. Baru di tahun berikutnya (2010), beliau memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri di rumahnya Perumnas Condongcatur Depok Sleman.
Bu Dewi berujar jika saat ini beliau mampu memproduksi 50 jenis produk kreasi dari berbagai bahan. “Produk-produk yang berhasil saya kreasi sendiri antara lain tas wanita, tas laptop, tas ransel, tas souvenir, dompet, korden, sarung bantal, dan masih banyak lagi,” terang Bu Dewi kepada tim liputan bisnisUKM. Didukung empat buah mesin jahit yang memenuhi sudut rumahnya, Bu Dewi melayani beragam pesanan beragam produk tersebut seorang diri. “Dulu pernah merekrut karyawan, namun sebagai usaha yang baru dirintis ternyata biaya operasional untuk karyawan termasuk tinggi, sehingga saat ini memutuskan mengerjakan sendiri,” kata Bu Dewi.
Selama ini Bu Dewi mengandalkan sistem online dalam mempromosikan produknya. Berbagai portal iklan gratis dan jejaring sosial menjadi media utama Bu Dewi memasarkan produknya tersebut. Menggunakan Radintas sebagai nama usahanya, Bu Dewi mengaku selama ini kapasitas produksinya belum begitu besar. Hal itu dikarenakan produksi Radintas hanya memenuhi pesanan saja dan belum secara aktif memaksimalkan penjualan via onlinenya.
Meskipun mengaku belum begitu memaksimalkan proses pemasarannya, produk-produk Radintas saat ini sudah beredar ke beberapa wilayah di tanah air seperti Jakarta, Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua. Hasil kreasi Radintas diproduksi sendiri menggunakan bahan baku yang dibeli dari Jogja. Beragam bahan baku tersebut dikreasikan sedemikian rupa sehingga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan hasil kreasi pabrikan.
Dalam satu bulan, Bu Dewi mengaku mampu memproduksi rata-rata 200 buah tas berukuran sedang. Namun jika pesanan yang masuk ke Radintas dalam jumlah yang banyak, Bu Dewi sering meminta rekannya untuk ikut serta membantu memproduksi.
Makin maraknya persaingan usaha sejenis dewasa ini justru menjadi motivasi bagi Bu Dewi untuk lebih meningkatkan inovasi produk kreasinya. Menurutnya hanya dengan berinovasi, maka produk-produk kreasinya tidak terkesan monoton dan memberikan banyak pilihan bagi para customer. Dan harga yang ditawarkan Radintas untuk aneka produknya cukup terjangkau dan bervariasi. “Untuk harga yang kami tawarkan berada pada kisaran Rp.5.000,00-Rp.150.000,00/ pcs,” jelas Bu Dewi. Dengan harga yang terjangkau, Bu Dewi optimis Radintas akan mampu bersaing dengan produsen-produsen sejenis yang sudah lebih awal mengembangkan usahnya.
Kendala yang menjadi hambatan bagi Bu Dewi adalah tenaga produksi, karena saat ini beliau mengerjakan dan memasarkan produk-produk tersebut seorang diri. Selain tenaga produksi, resiko yang sering dihadapi Bu Dewi adalah memperoleh customer ‘nakal’. “Karena media yang kita gunakan adalah via online, maka kasus customer nakal menjadi salah satu resiko bisnis yang siap kita hadapi,” Bu Dewi kembali menambahkan.
Di akhir wawancara, Bu Dewi kembali menegaskan meskipun produksinya masih terbatas dan dikerjakan dengan peralatan manual, namun kualitas produk tetap menjadi patokan utama baginya. Menurutnya justru dengan pengerjaan manual maka detail produk bisa lebih diperhatikan.
SUMBER : http://bisnisukm.com/bisnis-rumahan-dengan-kreasi-tas-unik.html
Jumat, 16 November 2012
Menuju Hari Bahagia Ku
Sebentar lagi hidup ku akan lebih sempurna. Tuhan telah mendekatkan jodoh ku
Pernikahan ku semakin dekat, kurang lebih 2 bulan lagi hari bahagia itu akan datang
Hari dimana tugas kedua orang tua ku untuk menghidupi ku selesai
Karena Tuhan sudah mengirimkan orang lain sebagai pengganti orang tua ku untuk menghidupi ku
Memang tidak disangka akan secepat ini
Tapi kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan meminta, Tuhan lah yang berkehendak
^_^
Sekarang waktu nya mempersiapkan semuanya
Semoga pernikahan ku akan berjalan dengan lancar dan bahagia
Aku akan terus membuat orang tua ku bahagia
Aku akan sukses dan membuat mereka bangga
Pernikahan ku semakin dekat, kurang lebih 2 bulan lagi hari bahagia itu akan datang
Hari dimana tugas kedua orang tua ku untuk menghidupi ku selesai
Karena Tuhan sudah mengirimkan orang lain sebagai pengganti orang tua ku untuk menghidupi ku
Memang tidak disangka akan secepat ini
Tapi kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan meminta, Tuhan lah yang berkehendak
^_^
Sekarang waktu nya mempersiapkan semuanya
Semoga pernikahan ku akan berjalan dengan lancar dan bahagia
Aku akan terus membuat orang tua ku bahagia
Aku akan sukses dan membuat mereka bangga
Minggu, 11 November 2012
Perbedaan Resiko, Peril , Hazard dan Exposure
• RESIKO
adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis.
• PERIL
Adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian.
Misalnya : kebakaran, pencurian, kecelakaan dsb.
• HAZARD
Adalah kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya kerugian atau kerusakan.
Misalnya : Jalan licin, tikungan tajam adalah keadaan dan kondisi jalan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat tersebut.
-Ada beberapa type hazard antara ain :
a.Physical Hazard:
adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yang bersumber dari karakteristik physik dari obyek.
Kondisi ini biasanya dicoba diatasi dengan tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinannya. Misalnya jalan licin, tikungan tajam, yang memperbesar kemungkinan kecelakaan dicoba diatasi dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas di tempat tersebut.
b.Moral hazard:
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari karakter pribadi yang bersangkutan, misalnya pelupa; atau
Bersumber dari perasaan hati orang yang bersangkutan, yang biasanya karena pengarus keadaan tertentu.
Contoh: orang yang telah menasuransikan diri dan mobilnya, maka merasa aman sehingga ia sembrono (lengah) dalam mengendarai mobilnya. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan
• EXPOSURE
Adalah sumber-sumber risiko yang kemungkinan besar disebabkan oleh peristiwa yang sudah terjadi, atau pengulangan kejadian yang sama.
SUMBER :
http://www.google.co.id.Pengertian Risiko & MANAJEMEN RISIKO.ppt – Yimg
adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis.
• PERIL
Adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian.
Misalnya : kebakaran, pencurian, kecelakaan dsb.
• HAZARD
Adalah kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya kerugian atau kerusakan.
Misalnya : Jalan licin, tikungan tajam adalah keadaan dan kondisi jalan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat tersebut.
-Ada beberapa type hazard antara ain :
a.Physical Hazard:
adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yang bersumber dari karakteristik physik dari obyek.
Kondisi ini biasanya dicoba diatasi dengan tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinannya. Misalnya jalan licin, tikungan tajam, yang memperbesar kemungkinan kecelakaan dicoba diatasi dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas di tempat tersebut.
b.Moral hazard:
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari karakter pribadi yang bersangkutan, misalnya pelupa; atau
Bersumber dari perasaan hati orang yang bersangkutan, yang biasanya karena pengarus keadaan tertentu.
Contoh: orang yang telah menasuransikan diri dan mobilnya, maka merasa aman sehingga ia sembrono (lengah) dalam mengendarai mobilnya. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan
• EXPOSURE
Adalah sumber-sumber risiko yang kemungkinan besar disebabkan oleh peristiwa yang sudah terjadi, atau pengulangan kejadian yang sama.
SUMBER :
http://www.google.co.id.Pengertian Risiko & MANAJEMEN RISIKO.ppt – Yimg
Jenis-jenis Resiko, Tingkatan Resiko dan Cara Penanggulangan Resiko
JENIS-JENIS RESIKO
* Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
1. Risiko murni
Yaitu risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.
2. Risiko spekulatif
Yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
3. Risiko fundamental
Yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.
Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya.
4. Risiko khusus
Yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya.
Misal : seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
5. Risiko dinamis
Yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa.
* Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
1.Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan
suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi.
2.Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
* Menurut sumber/penyebab timbulnya :
1. Risiko intern
Yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.
2. Risiko ekstern
Yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
CARA PENANGGULANGAN RESIKO
Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
SUMBER :
http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/macam-macam-jenis-jenis-resiko.html
* Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
1. Risiko murni
Yaitu risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.
2. Risiko spekulatif
Yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
3. Risiko fundamental
Yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.
Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya.
4. Risiko khusus
Yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya.
Misal : seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
5. Risiko dinamis
Yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa.
* Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
1.Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan
suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi.
2.Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
* Menurut sumber/penyebab timbulnya :
1. Risiko intern
Yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.
2. Risiko ekstern
Yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
CARA PENANGGULANGAN RESIKO
Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
SUMBER :
http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/macam-macam-jenis-jenis-resiko.html
Langganan:
Postingan (Atom)